FOLLOW

Wednesday 16 November 2016

thumbnail

INTEGRASI TASAWUF DAN SAINS



IDENTITAS
Nama : M Ridzki Hasibuan
NIM : 71153008
Prodi/Sem : Ilmu Komputer-1 / III
Fakultas : Sains dan Teknologi
Perguruan Tinggi : UIN Sumatera Utara
Dosen Pengampu : Dr. Ja’far, MA
Matakuliah : Akhlak Tasawuf

TEMA : INTEGRASI TASAWUF DAN SAINS

BUKU
 Identitas Buku :
1.Ja’far, Gerbang Tasawuf: Dimensi Teoretis dan Praktis Ajaran Kaum sufi
(Medan: Perdana Publishing, 2016)

Sub 1 : Integrasi Dalam Sejarah Islam
Sub 2 : Integrasi Dalam Ranah Ontologi
Sub 3 : Integrasi Dalam Ranah Epistemologi
Sub 4 : Integrasi Dalam Ranah Aksiologi

1.      Integrasi dalam Sejarah Islam
      Dalam sejarah intelektual Islam klasik, budaya integrasi keilmuan telah dikenal dan dikembangkan dengan canggih. Dalam sejarah Islam, ditemukan seorang ahli astronomi, ahli biologi, ahli matematika, dan ahli arsitektur yanng mempuni dalam bidang ilmu-ilmu keislaman seperti tauhid, fikih, tafsir, hadist, dan tasawuf. Meskipun berprofesi sebagai saintis dalam bidang ilmu-ilmu kealaman, para pemikir Muslim klasik menempuh pola hidup sufitis, dan kajian-kajian ilmiah mereka diarahkan kepada pencapaian tujuan-tujuan religius dan spiritual.(Ja’far, 2016:102)
Para filsuf dari mazhab peripatetik merupakan pemikiran Mmuslim yang berhasil mengintegrasikan filsafat Yunani dengan ajaran Islam yang bersumberkan kepada Alquran dan Hadist, lantaran tema-tema filsafat Yunani diIslamisasikan dan disesuaikan dengan pradigma islam.(Ja’far,2016:102)

2.      Integrasi dalam Ranah Ontologi

Istilah ontologi berasal dari bahasa Yunani, ont yang bermakna keberadaan, dan logos yang bermakna teori, sedangkan dalam bahasa latin disebut ontologia, sehingga ontologia bermakna teori keberadaan sebagaimana keberadaan tersebut. Ontologi merupakan bagian dari metafisika yang merupakan bagian dari filsafat; dan membahas teori tentang keberadaan seperti makna keberadaan dan karakteristik esensial keberadaan. Suriasumantri menyimpilkan bahwa ontologi sebagai bagian dari kajian filsafat ilmu membahas tentang hakikat dari objek ilmu dengan manusia sebagai pencari ilmu. Dengan demikian, ontologi adalah ilmu tentang teori keberadaan, dari istilah ontologi ditujukan pada pembahasan tentang objek kajian ilmu. (Ja’far, 2016:105)
Berbeda dari saintis Barat sekuler, para filsuf Muslim dari sufi berpendapat bahwa ada hubungan erat antara alam dengan Allah Swt. Menurut Ibn ‘Arabi (w. 1240), alam diciptakan Allah Swt. Melalui proses tajalli (penampakan diri)-Nya pada alam empiris yang majemuk. Tajalli Allah Swt. Mengambil dua bentuk: Tajalli dzati dalam bentuk penciptaan potensi; dan tajalli syuhudi dalam bentuk penampakan diri dalam citra alam semesta. (Ja’far, 2016:106)

3.      Integrasi dalam Ranah Epistemologi

Istilah epistemologi berasal dari bahasa Yunani, Episteme yang maknanya pengetahuan, dan logos yang maknanya ilmu atau eksplanasi, sehingga epistemologi  berarti teori pengetahuan. Epistemologi dimaknai sebagai cabang filsafat yang membahas pengetahuan dan pembenaran, dan kajian pokok epistemologi adalah makna pengetahuan, kemungkinan manusia meraih pengetahuan, dan hal-hal yang dapat diketahui. (Ja’far, 2016: 107-108)
Kajian-kajian ilmu-ilmu alam mengandalkan metode observasi dan eksperimen yang disebut dalam epistemologi Islam sebagai metode tajribi, sedangkan tasawuf mengandalkan metode irfani yang biasa disebut metode tazkiyah al-nafs. (Ja’far, 2016:108)
Ibn Arabi dan filsuf seperti Ibn Sina memanfaatkan praktik-praktik ibadah yang kerap dilakuakan oleh kaum sufi, seperti zkir dan shalat untuk mendapatkan ilmu menegnai banyak hal, terutama pemahaman terhadap dunia fisik dan non-fisik. (Ja’far, 2016:109)

4.      Integrasi dalam Ranah Aksiologi

Istilah aksiologi berasal dari bahasa Yunani, axios yang bermakna nilai, dan logos yang bermakna teori. Aksiologi bermakna teori nilai, investigasi terhadap asal, kriteria, dan dan status metafisik dari nilai tersebut. Menurut Bunin dan Yu, aksiologi adalah studi umum tentang nilai dan penilaian, termasuk makna, karakteristik, dan klasifikasii nilai, serta dasar dan karakter pertimbangan nilai. Aksiologi juga dimaknai sebagai studi tentang manfaat akhir dari segala sesuatu. (Ja’far, 2016: 110)
Suriasumantri menyimpulkan bahwa aksiologi aebagai bagian dari kajian filsafat ilmu membahas tentang kegunaan dan penggunaan ilmu. Jadi, aksiologi membahas tentang nilai  kegunaan ilmu, tujuan pencarian dan pengembangan ilmu.(Ja’far, 2016:110)


KESIMPULAN
Dalam pelaksanaan pendidikan memiliki dua misi utama yaitu pembinaan daya intelektual dan pembinaan daya moral, Mensinergikan sains dan Islam (Agama) merupakan sesuatu yang sangat penting, bahkan keharusan, karena dengan mengabaikan nilai-nilai Agama dalam perkembangan sains dan tekhnologi akan melahirkan dampak negatif yang luar biasa, tidak hanya pada orde sosial-kemanusiaan, tetapi juga pada orde alam semesta ini.


RELEVANSI
Karena melalui tasawuf ini seseorang disadarkan bahwa sumber segala yang ada ini berasal dari Tuhan. Dengan adanya bantuan tasawuf ini,maka ilmu pengetahuan satu dan lainnya tidak akan bertabrakan karena ia berada dalam satu jalan dan satu tujuan. Selanjutnya tasawuf melatih manusia memiliki ketajaman batin dan kehalusan budi pekerti. Sikap batin dan kehalusan budi yang tajam ini menyebabkan ia akan selalu mengutamakan pertimbangan kemanusiaan pada setiap masalah yang dihadapi dengan demikian ia akan terhindar dari perbuatan-perbuatan yang tercela menurut agama.

Subscribe by Email

Follow Updates Articles from This Blog via Email

No Comments

About

Anda Pengunjung Ke-

The Coker. Powered by Blogger.

Followers